Sabtu, 24 Juni 2017

Mencontoh Cara Rosulullah Merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal.


Pawai obor salah satu cara merayakan hari Raya Idul Fitri di Indonesia
Gambar Takbir Keliling
Hari Kemenangan?

Saudaraku ,berbagai cara dilakukan untuk merayakan hari kemenangan setelah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan.Ada yang melakukan dengan cara takbir keliling dengan arak-arakn kendaran dan diiringi dengan berbagai suara beduk dan lagu-lagu bernuansa Islami.Ada juga yang merayakan dengan takbir sambil berjalan membawa obor keliling kampung.Ada juga meramaikannya dengan takbir di masjid-masjid ataupun di musholah-musholah.Itu semua merupakan sebagai ungkapan kemenangan selaku ummat Muslim yang sudah berpuasa selama satu bulan.

Berbagai artikel telah banyak membahas mengenai makna idul fitri. Secara bahasa “iedul fithr” memiliki arti “hari raya makan” atau “hari raya berbuka”. Disebut demikian karena pada hari tersebut umat Islam tidak lagi berpuasa karena Ramadan telah selesai, malah diharamkan untuk berpuasa.
Idul fitri dipahami sebagai “hari kemenangan”. Hal ini dikarenakan masyarakat kita menyebutnya sebagai “idul fitrah”, dan diartikan sebagai “kembali ke fitrah”. Fitrah atau suci, yaitu ketika manusia bersih dari segala dosanya karena telah melaksanakan puasa Ramadan sebulan sebelumnya.
Tradisi Lebaran di Indonesia
Hari Raya sering disebut hari lebaran.Dalam merayakan hari lebaran bagi kita sering diidentikan dengan budaya pakaian bagus. Tak harus baru, setidaknya layak dipakai saat bersilaturahim dihari kemenangan itu. Namun tak dapat dipungkiri, bagi sebagian besar masyarakat kita, memakai pakaian baru sudah menjadi budaya. Mungkin budaya ini merujuk pada kisah di atas, bahwa Rasul pun memakai pakaian yang bagus dihari raya. Tidak sedikit uang yang dikeluarkan untuk menyambut lebaran, bahkan bagi sebagian orang, tak cukup satu stel pakaian baru disiapkan, mengingat tradisi silaturahim berlebaran di Indonesia yang lebih dari satu hari.

Budaya baju baru tidaklah salah, ambil sisi positifnya saja, bahwa keceriaan hari kemenangan boleh saja diwarnai dengan penampilan yang lebih baik. Sekaligus mencerminkan betapa bahagianya kita menggapai sukses penuh arti selama satu bulan menjalani Ramadhan. Baju baru bukan cuma fenomena, bahkan sudah menjadi budaya. 
Tetapi ada cara berlebaran Rasulullah yang tak ikut kita budayakan, yakni menceriakan anak yatim dengan memberikan pakaian yang lebih pantas dihari istimewa.
Anak-anak kita bangga menghitung celana dan baju yang baru saja kita belikan. Tak ketinggalan sepatu dan sandal yang juga baru. Dapatlah kita bayangkan betapa cerianya mereka saat berlebaran nanti mengenakan pakaian bagus itu. Tapi siapakah yang akan membelikan pakaian baru untuk anak-anak yatim? Tak ada Ayah atau Ibu yang akan mengajak mereka menyambangi pertokoan dan memilih pakaian yang mereka suka. Dapatkah kita bayangkan perasaan mereka berada di tengah-tengah riuh rendah keceriaan anak-anak lain berbaju baru,sementara baju yang mereka kenakan sudah usang.
Kisah Rasul saat merayakan idul fitri
Kisah ini terjadi di kota Madinah dimana pada suatu pagi di hari raya Idul Fitri. Rasulullah saw seperti biasanya mengunjungi rumah demi rumah untuk mendoakan para muslimin dan muslimah, mukminin dan mukminah agar merasa bahagia di hari raya itu. Alhamdulillah, semua terlihat merasa gembira dan bahagia, terutama anak-anak. 

Namun tiba-tiba Rasulullah saw melihat di sebuah sudut ada seorang gadis kecil sedang duduk bersedih. Ia memakai pakaian tambal-tambal dan sepatu yang telah usang. Rasulullah saw lalu bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu. Rasulullah saw kemudian dengan penuh kasih sayang lalu bertanya dengan suaranya yang lembut : “Anakku, mengapa kamu menangis? Hari ini adalah hari raya bukan?” Tanpa mengangkatkepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita : “Pada hari raya yang suci ini aku selalu teringat pada ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika itu hari raya terakhir aku masih bersamanya. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berperang bersama Rasulullah saw. Ia berperang bersama Rasulullah saw ,...... kemudian ia meninggal. Sekarang ayahku tidak ada lagi. 

Setelah Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang Rasulullah saw membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata: “Anakku, hapuslah air matamu… Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan kukatakan kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku menjadi ayahmu? …. Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu…. dan Aisyah menjadi ibumu…. Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?”

Begitu mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya. Masya Allah! Benar, ia adalah Rasulullah saw,. Gadis yatim kecil itu namun entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya. Gadis yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah saw menuju ke rumah.
Rasulullah saw memberi tuntunan bagaimana cara membuat kebahagiaan jiwa yaitu dengan mencintai anak yang papa ,orang yang tidak punya
Cara Rasul Merayakan Idul Fitri
Rasulullah tak hanya berbaju bagus saat berlebaran, tetapi juga mengajak seorang anak yatim ikut berbaju bagus, sehingga nampak tak berbeda dengan Hasan dan Husain. Lelaki agung itu, tahu bagaimana menjadikan hari raya juga istimewa bagi anak-anak yatim. 
Kalau kita mampu membeli beberapa stel pakaian untuk anak-anak kita, adakah sedikit yang tersisihkan dari rezeki yang kita dapat untuk membeli satu saja pakaian bagus untuk pantas dipakai oleh anak-anak yatim tetangga kita. Ataupun setidaknya kita menyisihkan sebagian uang kita untuk kita bagikan kepada anak-anak yatim ataupun anak-anak kurang mampu.Kebahagiaan 1 Syawal semestinya tak hanya milik anak-anak kita, hari istimewa itu juga milik mereka.

Karena itu melalui artikel ini saya mengajak kepada semua Insan khususnya ummat muslim untuk berbagi kebahagian dalam merayakan 1 syawal dengan menyisihkan sebagian hartanya untuk anak-anak yatim selain dari pemberian zakat fitrah kepada yang berhak menerimanya.Sehingga dalam merayakan kemenangan itu dapat mencontoh dari cara Rosulullah .

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Mencontoh Cara Rosulullah Merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal.

0 komentar:

Posting Komentar