Minggu, 25 Juni 2017

Hikmah hari raya Idul Fitri 1 Syawal


Kata-kata maaf di hari lebaran
Kartu lebaran
Menghayati Tujuan Satu Bulan Berpuasa

Setelah kita berpuasa Ramadhan selama satu bulan ,maka tibalah kita untuk merayakannya pada 1 syawal yaitu Hari Raya Idul Fitri.Dalam merayakan hari Raya Idul Fitri hal yang sangat penting yaitu saling maaf-memafkan dengan orang tua kita,anak dan istri kita,dan sank family dan ziron tetangga kita ,dengan harapan Allah swt mengampuni segala kesalahan dan dosa-dosa kita yang telah lalu.Kemudian menjelang sholat Idul Fitri pastikan bahwa kita sudah membayar zakat fitrah.Sehingga nuansa merayakan hari kemenangan betul-betul terasa sebagai orang yang telah menang dan kembali menjadi orang-orang yang suci seperti benang putih.

Namun sebaiknya kita pahami dulu apa itu hari kemenangan setelah melaksanakan ibadah puasa ramadhan.
Pengertian Kemenangan
 “Menang” diartikan bahwa kita mampu menahan diri selama sebulan. Mengendalikan diri agar tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa walau hukum asal dari hal-hal tersebut adalah boleh. Ya, merayakan hari raya kemenangan karena kita berhasil “mengalahkan diri sendiri” selama sebulan.
Jika mengerjakan yang halal saja tidak boleh (yaitu makan, minum, dan berhubungan bagi suami istri), apalagi yang haram? Karena itu mari kita ingat-ingat kembali selama sebulan ini, adakah masih kita berbuat hal yang haram? Meskipun hal yang haram tersebut secara hukum tidak membatalkan puasa (atau hal haram tersebut dilakukan di waktu berbuka), apakah esensi dari berpuasa dan mengalahkan diri sendiri tersebut sampai ke dalam hati kita?
Jika hal-hal seperti ini masih kita lalaikan di bulan Ramadan, apakah pantas bagi kita untuk merayakan hari kemenangan? Atau, jangan-jangan kita hanya ikut-ikutan saja untuk memeriahkan hari raya tersebut?
Kita ingat-ingat kembali juga, apa tujuan kita bersusah payah berpuasa selama sebulan? Kalau kita memikirkannya murni pakai logika, maka berpuasa itu tidak masuk akal. Manusia butuh kalori, butuh sumber energi untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya. Kondisi kekurangan energi atau hipoglikemi dalam waktu berjam-jam akan membuat pekerjaan seseorang menjadi tidak efektif. Mungkin itu lah yang ada di dalam pikiran orang-orang tidak beriman yang memang tidak mengerti. Bahkan seorang liberalis dengan angkuhnya bercuit “Mana bisa Allah mewajibkan puasa? Padahal fitrah manusia itu kalau lapar ya makan, kalau haus ya minum.” (naudzubillah).
Orang-orang yang menjalani hidup murni hanya menggunakan logika tidak akan memahami makna iman. Alasan utama umat Islam berpuasa ialah karena diperintahkan oleh Allah. Disebutkan dalam Alquran secara jelas dan benderang. Namun, Allah memerintahkan makhluk-Nya untuk berpuasa dengan suatu tujuan.
Tujuan perintah Allah untuk berpuasa bulan Ramadhan bagi ummat muslim.
Allah Berfirman :
Firman Allah tentang Tujuan berpuasa Ramadhan
Ayat dan artinya
 Tujuan melaksanakan ibadah puasa bulan Ramadhan  adalah agar kita bertaqwa.
 Pengertian Taqwa
Taqwa memiliki berbagai pengertian. Suatu ketika Umar bin Khathab pernah bertanya kepada Ubay bin Ka’ab tentang taqwa. Ubay berkata, “Apakah Anda pernah melewati jalan yang banyak durinya?” “Pernah,” jawab Umar. Ubay bertanya kembali, “Bagaimana ketika Anda melewatinya?” Umar menjawab, “Saya sungguh berhati-hati sekali supaya tidak kena duri.” Ubay berkata, “Itulah arti taqwa yang sebenar-benarnya.”
Maka patutlah beberapa hal yang harus kita tanyakan pada diri kita 
  1. Apakah setelah selesai puasa Ramadan, kita menjadi semakin berhati-hati agar tidak berbuat dosa?
  2.  Seberapa mampu kita menjaga diri agar senantiasa memilih jalan yang selamat dan tidak tertusuk duri maksiat?

Jika puasa tidak membuat menjadi pribadi yang bertaqwa, apakah kita termasuk yang disebut dalam hadis 
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali lapar dan dahaga.” (HR. At Thabrani)
Mari diingat-ingat kembali tujuan kita berpuasa, lalu mengevaluasi diri. Jika dirasa belum, bahkan terasa masih jauh, maka berusahalah. Berusaha dan bermujahadah/bersungguh-sungguhlah sebelum nyawa mencapai tenggorokan.
Di akhir bulan Ramadan, saatnya kita perbanyak istigfar, perbarui tobat. Entah usia kita masih ada untuk Ramadan tahun depan atau tidak.
“Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” (Az-Zumar: 53)
Semoga setelah melaksanakan ibadah Puasa Bulan Ramadahan kita semua khususnya Ummat Muslim yang melaksanakan ibadah puasa dengan benar sesuai dengan tuntunan ,Puasa kita diterima oleh Allah swt .dan Kita menjadi orang-orang yang bertaqwa sessuai dengan tujuan dari berpuasa bulan Ramadhan.Semoga Artikel ini bermanfaat



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Hikmah hari raya Idul Fitri 1 Syawal

0 komentar:

Posting Komentar