Khubah Jum’at 16 Agustus 2019
Mensyukuri Anugrah
Kemerdekaan NKRI HUT RI Ke 74
Oleh
: Basri S.Pd
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ
الْمَتِيْنِ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه
نَسْتَعِيْنُ.
وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله،
اِتَّقُوا
اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ. فقال تعالى : يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُو
اتَّقُوا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan
Allah
Marilah
kita senantiasa bertaqwa kepada Allah swt dengan mengerjakan apa yang telah
diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah swt..Disamping itu
marilah kita bbersyukur kepada Allah yang telah mencurahkan kenikmatan-Nya
kepada kita sehingga kita bisa berkumpul di Masjid yang mulia ini. Untuk itu,
marilah kita buktikan rasa syukur tersebut dengan menjalankan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya semaksimal mungkin.
Selanjutnya,
marilah kita senantiasa berusaha tiada henti untuk meningkatkan kualitas iman
dan taqwa kita kepada \]Allah Ta’ala, karena keimanan dan ketaqwaan itu
merupakan sebaik-baik bekal menuju akhirat nanti.
Jama’ah sidang Jumat rahimakumullah
Bulan
ini kita berada pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.
Bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, telah memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, sebagai rahmat, karunia dan berkah dari Allah yang wajib
disyukuri. Hal ini juga ditegaskan di dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorong oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya”.
Oleh
sebab itu, kita semua harus mensyukuri berkah dan rahmat Allah ini dengan
sebaik-baiknya, yakni dengan cara mengisinya dengan pembangunan dalam bingkai
ridha Allah di dalam Negara Kesatuan RI. Dengan nilai-nilai taqwa inilah, suatu
negeri akan mendapat barokah dari Allah.
Sebagaimana
firman-Nya:
وَلَوۡ
أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡہِم
بَرَكَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ
وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا
ڪَانُواْ يَكۡسِبُونَ
Artinya:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan [ayat-ayat Kami] itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya”. (QS Al-A’raf [7]: 96).
Sehingga
dengan demikian, dengan rahmat Allah berupa kemerdekaan bangsa ini dari
cengkeraman penjajahan, dilanjutkan dengan mengisinya agar dapat menjadi negeri
yang baik, penuh berkah serta ampunan Allah.
Sebagaimana
firman-Nya:
…..بَلۡدَةٌ۬ طَيِّبَةٌ۬ وَرَبٌّ غَفُورٌ۬
Artinya:
“….. negeri yang baik dan [Tuhanmu] adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. (QS Saba
[34]: 15).
Namun
ayat tersebut masih berlanjut, jangan sampai kufur nikmat. Sebab jika kufur,
mengingkari segala rahmat, karunia Allah, maka yang akan terjadi adalah ujian,
malapetaka bahkan azab dari Allah.
Maka,
ayat selanjutnya mengatakan:
فَأَعۡرَضُواْ
فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡہِمۡ سَيۡلَ ٱلۡعَرِمِ وَبَدَّلۡنَـٰهُم بِجَنَّتَيۡہِمۡ جَنَّتَيۡنِ
ذَوَاتَىۡ
أُڪُلٍ خَمۡطٍ۬ وَأَثۡلٍ۬ وَشَىۡءٍ۬ مِّن سِدۡرٍ۬ قَلِيلٍ۬
ذَٲلِكَ
جَزَيۡنَـٰهُم بِمَا كَفَرُواْۖ وَهَلۡ نُجَـٰزِىٓ إِلَّا ٱلۡكَفُورَ
Artinya:
“Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar
dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi [pohon-pohon]
yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.
(16) Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran
mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab [yang demikian itu], melainkan hanya
kepada orang-orang yang sangat kafir.” (17). (QS Saba [34]: 16-17).
Rahmat
kemerdekaan yang diperoleh oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia, dengan
teriakan takbir “Allahu Akbar”. Para kyai dan santri, ustadz, tokoh Islam, dan
masyarakat Muslim mulai dari perkotaan hingga pelosok pedesaan telah berjuang
mengusir penjajah.
Mereka
sanggup meninggalkan keluarga, harta benda dan fasilitas hidup dan kehidupan demi
tercapainya kemerdekaan, serta terpenuhinya hak-hak asasi manusia.
Demikianlah
semangat kemerdekaan yang hidup dan dibakar dalam jiwa kaum Muslimin di
Indonesia. Semenjak berabad-abad, semangat itu menjadi sumber kekuatan bangsa
dan semangat itu pulalah yang menghebat dan mendorong bangsa memproklamasikan
kemerdekaan Republik Indonesia, pada tahun 1945.
Prof
Buya Hamka menambahkan, tidak mungkin tauhid dilepaskan dalam perjuangan suatu
bangsa. Sebab pangkal pokok pandangan Islam adalah dua kalimat syahadat.
Menurutnya,
akibat dua kalimat syahadat itu bagi kehidupan Islam, sangat besar dan sangat
jauh. Karena kalimat itu, tidaklah ada yang mereka sembah, melainkan Allah.
Hadirin yang berbahagia
Begitulah,
memang sesungguhnya Islam hadir membawa misi pembebasan bagi manusia dari
segala bentuk penjajahan dan penindasan. Islam hadir untuk memperbaiki akhlak
umat manusia dan selanjutnya hanya menghamba kepada Allah. Termasuk dalam hal
ini membebaskan manusia dari kungkungan hawa nafsu yang mendorong manusia bersikap
destruktif menuju manusia konstruktif.
Misi
Islam juga sesungguhnya untuk memanusiakan manusia (humanisasi), yaitu
menghormati harkat dan martabat kemanusiaan. Dalam artian, menempatkan manusia
sebagai hamba Allah yang mempunyai misi untuk memakmurkan kehidupan di dunia
ini, membawa sebagai ajaran yang membawa rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil
‘alamin).
Karena
itu, tidaklah sempurna iman seorang, manakala kesalehan ritual yang ditunjukkan
dengan shalat, puasa, dan lainnya, tidak membawa implikasi positif bagi proses
kemanusiaan pada sekelompok masyarakat marginal (dhu’afa). Terutama dalam
bentuk kepedulian dengan memberikan kontribusi bagi penguatan sendi-sendi
ekonomi umat.
Maka,
ajaran Islam mendorong pembebasan negeri-negeri terjajah. Seperti saat ini
Palestina, satu-satunya negeri di dunia ini yang masih terjajah oleh
kolonialisme.
Lebih
dari setengah abad lalu, tepatnya tahun 1953, Jama’ah Muslimin (Hizbullah),
wadah kesatuan umat Islam yang bersifat rahmatan lil ‘alamin, telah
mengeluarkan Maklumat I yang isinya, “Jama’ah Muslimin (Hizbullah)
tegak berdiri di dalam lingkungan kaum muslimin, di tengah-tengah antar
golongan, menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat baik dan mencegah
perbuatan munkar. Menolak tiap-tiap fitnah penjajahan, kedzaliman suatu
bangsa di atas bangsa lain dan mengusahakan ta’aruf antar bangsa-bangsa”.
Kaum Muslimin yang Allah muliakan
Untuk
itu, marilah kita semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan umat dan bangsa,
kita tinggalkan segala pertikaian dan permusuhan, kita songsong tantangan masa
depan dengan semangat membangun negeri dalam ridha ilahi.
Allah
mengingatkan kita di dalam ayat:
ٱعۡتَصِمُواْ
بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ
وَٱذۡكُرُواْ
نِعۡمَتَ ٱللَّهِ
عَلَيۡكُمۡ
إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ
قُلُوبِكُمۡ
فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا
وَكُنتُمۡ
عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَاۗ
كَذَٲلِكَ
يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ
Artinya;
‘Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah seraya berjama’ah,
dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu [masa Jahiliyah] bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara;
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk”. (QS Ali Imran [3]: 103).
Pada
ayat lain Allah menegaskan:
Artinya:
“Dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan,
yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS Al-Anfal [8]: 46).
Semoga
Allah senantiasa meridhai dan memberkahi kita semuanya. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar